Standar Kompetensi : 1. Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi
Dasar : 1.1 Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan
masyarakat dan lingkungan
A.
DEFINISI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN
METODE
1.
LATAR BELAKANG
LAHIRNYA SOSIOLOGI
a. Pada Jaman Keemasan Filsafat Yunani
Pada
masa ini sosiologi dipandang sebagai bagian tentang kehidupan bersama secara
filsafati. Pada masa itu Plato (429-347 SM) seorang filasof terkenal dari
Yunani, dalam pencariannya tentang makna negara dia berhasil merumuskan teori
organis tentang masyarakat yang mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Plato
menganggap bahwa institusi-institusi dalam masyarakat saling bergantung secara
fungsional. Kalau ada satu institusi yang tidak jalan maka secara keseluruhan
kehidupan masyarakat akan terganggu.
b. Pada Zaman Renaissance (1200-1600)
Machiavelii
adalah orang pertama yang memisahkan antara politik dan moral sehingga terjadi
suatu pendekatan yang mekanis terhadap masyarakat. Di sini muncul ajaran bahwa
teori-teori politik dan sosial memusatkan perhatian pada mekanisme
pemerintahan. Sejak masa ini maka pengaruh kaum agamawan mulai memperoleh
tantangan.
c. Pada Abad Pencerahan (abad ke 16
dan 17)
Pada
masa ini muncul Thomas Hobbes (1588-1679) yang mengarang buku yang dikena!
sebagai The Leviathan. Inti ajarannya diilhami oteh hukum alam, fisika dan
matematika. Pada masa ini pengaruh keagamaan mulai ditinggalkan dan digantikan
oleh pandangan-pandangan yang bersifat hukum sebagai kodrat keduniawiannya.
Berdasar pandangan kelompok inilah kemudian muncul suatu kesepakatan antar
manusia (kelompok) yang dikenal sebagai kontrak sosial. Pada mulanya interaksi
antar manusia berada dalam kondisi chaos karena saling mencurigai dan saling
bersaing untuk memperebutkan sumber daya alam dan manusia yang ada. Kondisi
yang bersifat kodrati (sesuai dengan hukum alam) ini kemudian dipandang akan
selalu menyengsarakan kehidupan manusia. Oleh sebab itu dibuatlah
kesepakatan-kesepakatan pengaturan antar kelompok yang dapat saling berterima
dan saling menguntungkan, yang kemudian dikenal sebagai kontrak sosial.
d. Pada Abad Ke 18
Pada
masa ini munculah John Locke (1632-1704) yang dianggap sebagai bapak Hak Asasi
Manusia (HAM). Dia berpandangan bahwa pada dasarnya setiap manusia mempunyai
hak-hak dasar yang sangat pribadi yang tidak dapat dirampas oleh siapapun
termasuk oleh Negara. (seperti hak hidup, hak berpikir dan berbicara,
berserikat, dan lain-lain). Tokoh lain yang muncul adalah J.J. Rousseau
(1712-1778) yang masih berpegang pada ide kontrak sosialnya Hobbes. Dia
berpandangan bahwa kontrak antara pemerintah (negara) dengan yang diperintah
(rakyat) menyebabkan munculnya suatu kolektifitas yang mempunyai
keinginan-keinginan tersendiri yang kemudian menjadi keinginan umum. Keinginan
umum inilah yang harusnya menjadi dasar penyusunan kontrak sosial antara negara
dengan rakyatnya.
e. Pada Abad ke 19
Abad
ke 19 dapat dianggap sebagai abad mulai berkembangnya sosiologi, terutama
sesudah Auguste Comte (1798-1853) memperkenalkan istilah sosiologi, sebagai
usaha untuk menjawab adanya perkembangan interaksi sosial dalam masa
industrialisasi.
Pada
masa ini sosiologi dianggap mulai dapat mandiri. Kondisi yang baru dalam taraf
mulai mandiri ini disebabkan walaupun sosiologi sudah dapat menunjukkan adanya
obyek yang dijadikan fokus pembahasan (interaksi manusia), namun di dalam
pengembangan ilmunya masih menggunakan metode-metode ilmu-ilmu yang lain (ilmu
ekonomi misalnya).
f. Pada Abad ke 20
Baru
pada abad ke 20 inilah sosiologi dapat benar-benar dianggap mandiri karena:
a).Mempunyai
obyek khusus yaitu interaksi antar manusia,
b).Mampu
mengembangkan teori-teori sosiologi,
c).Mampu
mengembangkan metode khusus sosiologi untuk pengembangan sosiologi,
d).Sosiologi
menjadi sangat relevan dengan semakin banyaknya kegagalan pembangunan karena
tidak mendasarkan dan memperhatikan masukan dari sosiologi.
Pada
akhir abad ke 20 ini, maka salah satu kelemahan (masih dianggap ketinggalan)
dari sosiologi, namun yang pada saat ini juga sudah mulai dapat dipecahkan,
yaitu dalam kaitannya dengan perkembangan dan permasalahan global. Di sini
interaksi antar manusia yang dapat diamati adalah adalah interaksi tidak
langsung lewat telepon, internet, dan lain-lain yang menghubungkan manusia yang
saling berjauhan letaknya.
2. PENGERTIAN SOSIOLOGI
a. Konsep dan
Definisi Sosiologi
Sosiologi berasal
dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu
pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku
yang berjudul "Cours De
Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857).
Walaupun banyakdefinisi tentang sosiologi namun
umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki
kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari
masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku
kelompok yang dibangunnya.Sebagai
sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan
kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di
kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
b. Hakikat Sosiologi
Hakikat sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
1.
Sosiologi adalah ilmu sosial, bukan
ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta) karena yang dipelajari adalah
gejala-gejala kemasyarakatan.
2.
Sosiologi termasuk disiplin ilmu
kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena sosiologi membatasi
diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
3.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan
murni (pure science) dan dalam perkembangannya sosiologi menjadi ilmu
pengetahuan terapan (applied science).
4.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi
perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh,
bukan hanya peristiwa itu sendiri.
5.
Sosiologi bertujuan menghasilkan
pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum
umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur
masyarakat manusia.
6.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang
digunakan.
7.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada
interaksi antara manusia.
c.
Ciri-ciri
Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Sosiologi
merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi
sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M.
Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai
ciri-ciri, sebagai berikut :
1.
Empiris, yaitu didasarkan pada
observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi
(menduga-duga).
2.
Teoritis, yaitu selalu berusaha
menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi
tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan
bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
3.
Komulatif, yaitu disusun atas dasar
teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat
teori-teori yang lama.
4.
Nonetis, yaitu pembahasan suatu
masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih
bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
d. Objek Kajian Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
mempunyai beberapa objek. Objek kajian Sosiologi sebagai berikut :
1.
Objek
Material
Objek material sosiologi adalah
kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang
memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
2.
Objek
Formal
Objek formal sosiologi lebih
ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian
objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang
timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
3.
Objek
budaya
Objek budaya salah satu faktor yang
dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
4.
Objek
Agama
Pengaruh dari objek dari agama ini
dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat, dan banyak juga hal-hal
ataupun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.
e. Tokoh-tokoh
Sosiologi
1. Emile Durkheim
Contoh :
Dalam proses pendidikan anak, ia diwajibkan makan, minum,
tidur pada waktu-waktu tertentu, taat beribadah, menjaga kebersihan dan ketenangan,
tenggang rasa terhadap orang lain, menghormati tradisi atau adat kebiasaan atau
yang lainnya.
2. Max Weber
Suatu tindakan dapat disebut sebagai tindakan sosial apabila
tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain
Contoh :
Menyanyi di kamar mandi untuk menghibur diri sendiri tidak
dianggap sebagai tindakan sosial tetapi menyayi di kamar mandi dengan maksud
menarik perhatian orang lain dapat disebut tindakan sosial karena sudah berorientasi
pada perilaku orang lain.
3.
Peter L. Berger
4.
Wright Mills
5.
Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa
obyek pemahama Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
antara maunsia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam
masyarakat.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa obyek studi sosiologi adalahmasyarakat, dengan menyoroti hubungan antar
manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Sosiologi juga dapat
dikaji dengan perspektif lingkungan. Dalam perspektif tersebut, secara kolektif
dapat dikategorikan dalam tiga tahapan studi sosiologi, yaitu sifat dasar dan
perkembangan manusia, interaksi manusia dan hubungannya, serta penyesuaian
secara bersama dengan lingkungan. Jadi, dalam sosiologi juga terdapat kajian
tentang ekologi manusia.
f. Manfaat Mempelajari Sosiologi
Beberapa manfaat mempelajari sosiologi
adalah :
1. Dengan
mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri
kita, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi
membantu untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat. Selain itu, dapat
melihat ”dunia” atau ”budaya” lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Dengan
bantuan sosiologi, kita akan makin memahami pula norma, tradisi, keyakinan, dan
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain. Selain itu, kita mampu memahami
perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menjadikan alasan untuk timbulnya konflik di
antara anggota masyarakat yang berbeda.
4. Sebagai
generasi penerus, dengan mempelajari sosiologi kita akan lebih tanggap, kritis,
dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks
dewasa ini. Selain itu, kita akan mampu bersikap dan bertindak tepat dan akurat
terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.
B.
KONSEP-KONSEP
MENDASAR DALAM METODOLOGI SOSIOLOGI
Anda sudah mengetahui bahwa
setiap ilmu mempunyai definisi.
Antara satu defiisi dengan definisi yang lain terdapat perbedaan, walaupun di sana-sini
masih terlihat ada hubungannya. Adanya
defiisi setiap ilmu menunjukkan bagaiamana hubungannya dengan ilmu lain tetapi yang
utama adalah menunjukkan obyek dari ilmu
tersebut.
Contoh :
a) Sosiologi
adalah ilmu yang mengkaji hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat. Dari
definisi itu dapat mengetahui bahwa obyek sosiologi adalahmasyarakat.
b) Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia berarti obyek kajian antropologi adalah
manusia dan hasil-hasil kebudayaannya.
Bagaimanakah ilmu tersebut mengkaji
obyeknya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dikembangkanlah konsep-konsep
mendasar dalam metodologi Sosiologi.
1. KONSEP
Konsep adalah pengertian yang menunjuk
pada sesuatu dan dapat berbentuk kata, nama, pernyataan maupun simbol.
Konsep dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu :
a. Konsep
berdasarkan pandangan masyarakat (amic view)
b. Konsep
berdasarkan pandangan dari ilmu yang dilatarbelakangi teori dan norma-norma
ilmiah (ethic view)
Contoh : Kata sosial:
menurut konsep
yang ada dalam masyarakat kata social menunjuk pada sifat
yang dimiliki oleh seseorang yang suka menolong orang lain tanpa pamrih.
Sedangkan menurut pandangan ilmuwan kata sosial sering disamakan dengan kata masyarakat atau teman
dalam arti yang luas.
Fungsi Konsep :
untuk membantu seseorang memahami obyek-obyek yang akan dikaji oleh peneliti.
Misalnya : Sosiologi yang mengkaji
masyarakat, memiliki konsep-konsep tentang masyarakat, interaksi sosial,
institusi, pranata dan sebagainya.
Konsep dasar adalah suatu gagasan umum
yang biasanya dirumuskan dalam suatu tindakan maupun hubungan yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang sama.
Sosiologi mempunyai beberapa konsep
yang umumnya bisa diterapkan pada ilmu-ilmu sosial dan dapat
memberikan gambaran kepada kita tentang
pokok pembahasan ilmu tersebut.
Konsep-konsep dasar itu antara lain:
a) Interaksi
dan kerja sama
Manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi,
berhubungan atau bergaul dengan sesamanya sejak
dilahirkan. Interaksi ini merupakan hubungan timbal balik antarindividu,
individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
Manusia dalam kelompok sering
bersepakat untuk kerjasama melakukan pekerjaan bersama untuk memecahkan masalah
dan menuntut kompromi atas keinginan pribadi demi kepentingan kelompok maupun untuk
kepentingan pembagian kerja dalam kelompok.
b) Interdependensi
Manusia tidak bisa hidup sendirian
secara layak dan selalu bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Saling
ketergantungan ini terjadi pada individu, keluarga, kelompok, negara, bahkan sampai pada
tingkat internasional.
c) Kesinambungan
(Continuity) dan Perubahan (Change)
Berbagai adat istiadat dan tradisi
dalam masyarakat selalu diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutnya,
meskipun ada perubahan, adat istiadat dan tradisi itu diteruskan secara
berkesinambungan.
Individu, kelompok masyarakatpun
berubah termasuk pula kelompok masyarakat sesuai dengan perjalanan waktu akibat
pengaruh politik, ekonomi , sosial , perkembangan iptek dan sebagainya.
d) Keragaman,
Kesamaan dan Perbedaan
Semakin besar suatu masyarakat maka
semakin besarkeanekaragaman masyarakat
tersebut, baik dari segi agama, adat istiadat, pendidikan, kekayaan, ras suku
bangsa dan sebagainya.
Meskipun ada keanekaragaman, namun ada
pula kesamaan dalam masyarakat seperti misalnya membentuk Negara dan bangsa
karena ada kehendak bersama untuk hidup bersatu sehingga terdapat
integrasi bangsa. Perbedaan yang terdapat dalam masyarakat dalam wujud
perbedaan status sosial, peranan, hak dan kewajiban.
e) Konflik
dan Konsesus
Kehidupan bermasyarakat sering
menghasilkan persaingan dan konflik akibat terbatasnya sumber-sumber daya,
benturan tujuan, nilai dan kepentingan , baik bersifat individu, antara
individu dengan individu , individu dengan kelompok maupun kelompok dengan
kelompok.
Konsensus dapat menghindari dan
mengatasi konflik karena terjalin kerjasama menegakkan tertib hidup
bermasyarakat dalam wujud dialog, diskusi, perundingan, saling menolong dan
pengorbanan demi untuk kepentingan umum.
f) Evolusi
dan adaptasi
Evolusi adalah perubahan yang
berlangsung secara lambat dan dalamjangka waktu yang sangat lama, sehingga
orang tak menyadari adanya proses perubahan itu.
g) Pola
Yaitu suatu corak, model atau bentuk
yang sama yang ditiru dan selalu diulang-ulang. Ssemula orang berjalan kaki, kemudian berganti alat
transportasi sepeda, sepeda motor dan membeli mobil , sejalan
dengan peningkatan penghasialan. Anggota masyarakat lain cenderung meniru
sikap demikian sehingga terbentuklah pola.
h) Tempat
(Lokasi)
Tiap benda mati maupun makhluk hidup
baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak membutuhkan tempat atau ruang.
Tiap peristiwa alam, peristiwa sosial, peristiwa sejarah tidak hanya terjadi
dalam waktu tetapi juga dalam ruang tertentu.
i) Kekuasaan
dan Wewenang
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang membuat orang
lain melakukan sesuatu sesuai dengan yang
dikehendaki orang
tersebut.
Wewenang (otoritas) adalah kekuasaan yang disahkan oleh
masyarakat. Wewenang (otoritas) didasarkan pada rasa hormat dan
kepatuhan yang diberikan kepada seseorang karena mereka memegang suatu jabatan
resmi dan mereka diakui memiliki kemampuan dan kualitas pribadi dalam melakukan
tugas.
j) Nilai
dan Kepercayaan (value
and believe)
Nilai adalah suatu yang baik, yang
dimiliki, diraih dan dicapaiseseorang berdasarkan pertimbangan hati nurani
manusia dan bersifat universal.
k) Keadilan
dan Pemerataan
Keadilan adalah keadaan yang tercapai
karena orang memberikan hak kepada yang berhak mendapatkannya.
l) Sebab
akibat
Penebangan hutan mengakibatkan erosi.
Erosi mengakibatkan banjir. Banjir membawa kerusakan dan penyebaran kuman
penyakit. Kuman penyakit menyebabkan wabah penyakit dan setereusnya.
2. METODE
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos”
yang artinya cara atau jalan.Sesuai dengan
perkembangan ilmiahnya arti kata ini mengalami perluasan menjadi cara-cara
kerja, yaitu cara-cara kerja
untuk memahami obyek yang menjadi sasaran sebuah ilmu.
Metode ilmiah dari suatu cabang ilmu
pengetahuan adalah semua cara yang
dapat digunakan dalam ilmu tersebut untuk mencapai suatu kesatuan
pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah
ilmu. Pengetahuan tersebut hanyalah suatu himpunan pengetahuan mengenai
berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa adanya kesadaran mengenai hubungan
antara gejala-gejala yang ada. Kesatuan pengetahuan itu dapat dicapai para ahli
dalam ilmu yang bersangkutan melalui tiga tingkat:
1. Pengumpulan
fakta.
Aktifitas pengumpulan fakta terdiri
atas berbagai metode observasi, mencatat, mengolah dan mendeskripsikan
fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masyarakat yang hidup. Dalam sosiologi dan
antropologi budaya atau sosial, pengumpulan fakta dilakukan terhadap kejadian
atau gejala masyarakat dan kebudayaannya untuk diolah secara ilmiah.
2. Penentuan
ciri-ciri umum dan sistem.
Penentuan ciri-ciri umum dan sistem
merupakan suatu tahap dalam cara berpikir ilmiah. Penentuan ciri-ciri umum dan
sistem yang digunakan untuk menganalisis fakta-fakta yang telah terkumpul dalam
suatu penelitian. Pada tahap ini digunakan metode-metode untuk mencari
ciri-ciri yang sama dan umum di antara beragam fakta yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia. Proses berpikir pada tahap
ini berlangsung secara induktif, yaitu dari pengalaman tentang peristiwa-peristiwa
dan fakta-fakta yang nyata ke konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih
abstrak.
3. Verifikasi.
Metode-metode dalam verifikasi
dilakukan, antara lain terhadap kenyataan alam atau dalam masyarakat yang
hidup, kaidah-kaidah yang bertujuan memperkuat suatu pengertian yang telah ada.
Dalam melakukan pengujian, proses berpikirnya dilakukan secara deduktif, yaitu
dari perumusan umum ke fakta-fakta yang ada.
Dalam upaya mempelajari obyeknya, yakni masyarakat,
sosiologi mempunyai cara kerja atau metode. Beberapa metode yang
digunakan oleh sosiologi adalah sebagai berikut :
a) Metode
Kualitatif.
Metode
kualitatif mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka atau dengan
ukuran-ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan tersebut terdapat dengan
nyata dalam masyarakat. Metode yang termasuk dalam metode ini adalah sebagai
berikut :
1) Metode Historis, yakni menggunakan analisis atas peristiwa-peristiwa
dalam masa silam untuk merumuskan
prinsip-prinsip umum.
2) Metode komparatif, yakni membandingkan antara
bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh
perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan serta sebab-sebabnya.
3) Metode Kombinasi historis komparatif.
4) Metode studi kasus (case study), yakni
digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu untuk
mendapatkan garis-garis pokok dari peristiwa tersebut.
5) Metode
observasi, yakni digunakan untuk memperoleh data yang terdapat
pada kehidupan masyarakat secara langsung, baik melalui teknik wawancara (interview)
maupun melalui kuesioner (angket).
6) Metode fungsionalisme, digunakan untuk meneliti
fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat
7) Metode empiris dan rasionalistis, digunakan dengan dilandasi oleh
keadaan yang nyata di dalam masyarakat melaui pemikiran logis untuk
mencapai pengertian tentang masalah-masalah kemasyarakatan
b) Metode
Kuantitatif.
Metode kuantitatif mengutamakan
bahan-bahan keterangan
yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Dengan demikian, gejala-gejala
yang ditelitinya dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, tabel dan
formula-formula yang semuanya itu menggunakan ilmu pasti.
Metode yang termasuk dalam metode
kuantitatif adalah metode statistik. Metode statistik bertujuan menelaah gejala-gejala
sosial secara matematis. Metode statistik dikenal dengan teknik sosiometri.
Dilihat dari proses cara berfikirnya metode
dibedakan menjadi :
1. Metode induktif :
mempeljari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang
berlaku umum.
2. Metode deduktif :
digunakan untuk mengumpulkan suatu keadaan yang dianggap berlaku umum untuk
mendapatkan kaidah yang berlaku secara khusus.
Metode-metode tersebut bersifat saling
melengkapi. Para ahli sosiologi sering menggunakan lebih dari satu metode untuk
menyelidiki obyeknya.
Manfaat metodologi penelitian :
1. untuk menyusun laporan /
karya ilmiah baik dalam bentuk paper, skripsi, thesis maupun disertasi.
2. mengetahui arti pentingnya
riset, sehingga keputusan yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan
sebaik-baiknya.
3. untuk menilai hasil-hasil
penelitian yang sudah atau untuk mengukur sampai seberapa jauh hasil penelitian
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
C. REALITAS
SOSIAL MASYARAKAT
Yang dimaksud dengan realitas sosial adalah kenyataan-kenyataan
yang dapat kita lihat dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai akibat dari
keinginan manusia untuk bersatu dengan manusia lainnya.
Contoh :
a. Hubungan sosial yang
dilandasi oleh adanya kepentingan yang sama maka akan melahirkan perkumpulan
atau asosiasi.
b. Hubungan sosial yang
dilandasai dengan adanya kesamaan minat, kepentingan dan perhatian akan
melahirkan persahabatan.
c. Hubungan sosial didasarkan
hubungan darah dan perkawinan akan menghasilkan keluarga dan kelompok
kekerabatan.
d. Hubungan sosisal yang
didasarkan tempat tinggal yang berdekatan akan terwujud dalam bentuk
ketetanggaan dan sebagainya.
1. BENTUK-BENTUK REALITAS SOSIAL
1) KELUARGA
Dalam arti sempit keluarga adalah kesatuan sosial terkecil
yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak mereka (termasuk anak tiri dan
anak angkat)
Dalam arti luas keluarga adalah kelompok orang-orang yang
dipersatukan oleh ikatan perkawinan, darah atau adopsi yang membentuk satu
rumah tangga, saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain melaui
peranannya masing-masing sebagai anggota keluarga, mempertahankan kebudayaan
yang berlaku umum dan menciptakan kebudayaan sendiri.
Ciri-ciri keluarga :
1. Terdiri dari orang-orang
yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah dan adopsi.
2. Hidup bersama dalam satu
rumah, membentuk rumah tangga.
3. merupakan satu kesatuan
orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi sesuai peranannya
masing-masing.
4. Mempertahankan satu
kebudayaan bersama.
Keluarga dibedakan menjadi :
a. Keluarga inti (Nuclear
Family) : keluarga yang terdiri ayah , ibu dan anak-anaknya yang belum
menikah.
b. Keluarga luas (Extended
Family) : keluarga yang terdiri dari kakek, nenek, ayah, ibu,
anak-anak dan semua cucu yang tinggal dalam satu rumah.
2) KEKERABATAN
Kekerabatan adalah kesatuan sosial yang anggota-anggotanya
mempunyai hubungan keturunan atau hubungan darah. Hubungan kekerabatan
terbentuk berdasarkan keturunan dan perkawinan. Dalam sistem kekerabatan
dikenal seperangkat istilah kekerabatan yang dihubungkan dengan seperangkat
pola-pola perilaku dan sikap tertentu yang dihubungkan dengan adat istiadat
setempat.
Sistem kekerabatan yang berlaku adalah :
1. Bilateral atau parental
Kekerabatan bilateral disebut juga kekerabatan parental
(parent : orang tua). Kekerabatan ini menarik garis keturunan dari ayah dan
ibu. Sehingga ego memppunyai dua orang kakek dan dua orang nenek baik dari ayah
maupun dari ibu. Kekerabatan ini dimiliki oleh suku bangsa : Jawa, Sunda,
Bugis, Makasar, namun pada umumnya kekerabatan bilateral ini hampir terdapat di
seluruh suku bangsa di Indonesia.
2. Ulinileal atau Unilateral
Kekerabatan unilateral menarik keturunan hanya dari satu
pihak, ayah saja atau ibu saja. Jika garis keturunan dari pihak ayah saja
disebut Patrilineal (pater = ayah) jika garis keturunan ditarik dari ibu saja
disebut Matrilineal (mater = ibu).
Suku bangsa di Indonesia yang menganut prinsip patrilineal
contohnya suku bangsa Batak, Ambon, Bali, Asmat, Sawu dan Dani. Di Indonesia
suku bangsa yang menganut prinsip matrilineal yaitu suku bangsa Minangkabau.
3. Ambilineal
Sistem Kekerabatan menarik garis keturunan untuk sebagian
orang dalam masyarakat melalui pihak ayah dan sebagian dari pihak ibu. Yang
menganut sistem Kekerabatan ini misalnya suku bangsa Dayak.
3) PERKUMPULAN / ASOSIASI
Adalah kesatuan sosial yang dilandasai oleh adanya kesamaan
kepentingan. Secara sosiologis perkumpulan disebut dengan Scondary
Group dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a. Hubungan antar anggota
secara tidak langsung dan renggang / tidak kuat
b. Kurang saling
mengenal antar anggota
c. Hubungan didasarkan pada
satu tujuan
d. Bersifat sementara
e. Hubungan bersifat formal
dengan aturan-aturan yang ketat
f. Tertutup untuk hal-hal yang
bersifat pribadi dan rahasia
g. Keterlibatan anggota hanya sebagian
saja
Contoh : KNIP, HMI, IKADIN, KADIN, PSSI, GMNI, GP ANSOR dll.
4) KETETANGGAAN
Adalah kesatuan sosial yang terdiri dari atas orang-orang
yang tempat tinggalnya berdekatan. Pada masyarakat Indonesia hubungan
ketetanggan sangat berperan dalam kehidupan bersama, terutama di pedesaan , hal
ini bisa dibuktikan dengan adanya rasa tolong menolong tanpa pamrih bahkan jika
terjadi percekcokan antara suami dengan istri dalam rumah tangga maka
tetanggalah yang menengahi
5) PERSAHABATAN / PERTEMANAN
Adalah pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang
berhubungan relatif akrab satu sama lain atas dasar seringnya bertemu dan
adanya kesamaan minat / perhatian dan kepentingan, bukan atas dasar hubungan
darah, ketetanggaan dan bukan pula atas dasar cinta asmara.
6) SAINGAN DAN LAWAN / MUSUH
Saingan adalah orang-orang yang terlibat perebutan sesuatu
yang jumlahnya terbatas, tanpa disertai benturan-benturan dan pertentangan
maupun usaha saling menjatuhkan.
Lawan / musuh adalah orang-orang yang terlibat dalam
benturan-benturan yang disertai usaha untuk saling menjatuhkan.
7) MASYARAKAT
a. Ralph Linton: masyarakat
adalah suatu kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga
mereka dapat mengorganisasi dirinya sebagai kesatuan dengan batas-batas
tertentu.
b. M.J. Herskovits: masyarakat
adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti suatu tata cara
hidup tertentu.
c. Koentjaraningrat: masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
d. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa masyarakat
terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
1. berupa kelompok manusia yang
relatif permanen
2. berinteraksi secara permanen
3. menganut dan menjunjung
suatu sistem nilai dan kebudayaan
4. self-supporting
8) SUKU BANGSA
Adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial
lainnya oleh masyarakat, mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar dan umum
berkaitan dengan asal usul, tempat asal serta kebudayaan.
Koentjaraningrat mengatakan bahwa suku bangsa adalah
sekelompok manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan
kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering kali dikuatkan
oleh kesatuan bahasa.
Contoh : di Pulau Jawa terdapat suku bangsa yang mendiami, diantaranya:
suku bangsa Jawa, Sunda, Betawi, Madura, Tengger, Badui, Bawean, Samin, Etnis
pendatang dari Cina dll
Selain perbedaan identitas, suku-suku bangsa juga mempunyai
beberapa kesamaan antara lain:
a. Kesamaan asal-usul nenek
moyang
b. Kesamaan ciri-ciri fisik
c. Kesamaan sistem religi
dan kepercayaan
d. Kesamaan kebiasaan / adat
–istiadat / budaya
Secara Antropologis suku bangsa mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Sifat-sifat tubuh yang sama
b. Warna kulit yang sama
c. Tempat tinggal yang sama
d. Cara penghidupan yang sama
9) BADAN INTERNASIONAL
Wadah kerja sama antara beberapa negara mengenai segi
kehidupan sosial budaya tertentu diwujudkan dalam bentuk badan Internasional,
karena setiap negara tidak mungkin mengasingkan diri dalam perkembangan dunia
yang telah mengalami globalisasi.
Setiap negara perlu menjalin kerja sama dengan negara lain
untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan cita-cita.
Contoh :
1. PBB
2. MEE
3. ASEAN
4. APEC
5. OKI
6. NATO
2. KONSEP-KONSEP TENTANG REALITAS SOSIAL BUDAYA
a. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai
aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama. Masyarakat
merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan satu sama lain dan
memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut :
a) Orang-orang
dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi.
b) Adanya
kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat, baik
dalam skala kecil maupun skala luas.
c) Berada
dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat
berlangsungnya suatu tata kehidupan bersama.
d) Berlangsung
dalam waktu relatif lama, serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi
pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya.
b. Interaksi
Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan
pengaruh timbal balik antar individu, antara individu dan kelompok, dan
antar kelompok.
c. Status
dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam
masyarakat. Status merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat
statis.
Peran merupakan pola tindakan atau
perilaku dari orang yang memiliki status tertentu. Peran merupakan aspek
masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.
Status dan peran tidak dapat
dipisahkan, keduanya saling beriringan. Misalnya, status seorang sultan
mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.
d. Nilai
Nilai adalah segala sesuatu yang
dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang
diidam-idamkan. Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan
tata kelakuan ( mores).
e. Norma
Norma merupakan wujud konkret dari
nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Agar norma dipatuhi oleh semua
warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi. Sanksi adalah alat untuk
menekan atau memaksa masyarakat untuk mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati.
Ada beberapa macam
norma, yaitu : norma agama, norma kebiasaan, norma kesusilaan, norma
kesopanan, dan norma hukum.
f. Lembaga
sosial
Lembaga adalah sistem hubungan sosial
yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Lembaga merupakan suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting. Ada lima lembaga
dasar yang terdapat dalam masyarakat, yaitu lembaga keluarga, lembaga
keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian dan lembaga pendidikan.
g. Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu
belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses sosialisasi,
seorang individu akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma
yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.
h. Perilaku
menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk
perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat bersumber dari beberapa hal di bawah ini, yaitu :
a. Tidak
berfungsinya aparat penegak hukum.
b. Memburuknya
situasi sosial budaya masyarakat.
c. Tidak
berhasilnya proses pewarisan budaya.
d. Proses
sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak lengkap.
i. Pengendalian
sosial
Setiap masyarakat menginginkan adanya
suatu ketertiban agar tata hubungan antar warga masyarakat dapat berjalan
secara tertib dan lancar. Untuk kepentingan ini, masyarakat menciptakan norma
sebagai pedoman perilaku yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan
dan pengendalian. Usaha yang dilakukan agar masyarakat berperilaku sesuai
dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat disebut pengendalian sosial.
Dalam pelaksanaan pengendalian sosial diperlukan beberapa perangkat, antara
lain norma, lembaga atau institusi dan personil-personil penegak hukum.
j. Proses
sosial
Proses sosial merupakan proses
interaksi dan komunikasi antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga
mewujudkan suatu perubahan. Dalam suatu proses sosial terdapaat
komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu :
a. Struktur
sosial, yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut
individu-individu, tata nilai, organisasi sosial, dan struktur budayanya.
Struktur sosial merupakan bangunan masyarakat yang abstrak dan menentukan
bagaimana corak gerakan masyarakat itu menuju suatu perubahan.
b. Interaksi
sosial, yaitu keseluruhan jalinan antar warga masyarakat, baik secara individu
maupun secara kelompok dalam menyelenggarakan kehidupannya.
c. Struktur
alam lingkungan yang meliputi letak, bentang alam, iklim, flora dan fauna.
Komponen ini merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana
jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat.
k. Perubahan
sosial budaya
Perubahan sosial budaya adalah
perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara
unsur-unsurnya sehingga memuncullkan suatu corak sosial budaya baru yang
dianggap ideal. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya dalam
suatu masyarakat adalah :
a. Perubahan
lingkungan alam.
b. Perubahan
situasi kependudukan.
c. Perubahan
struktur sosial dan budaya.
d. Perubahan
nilai dan sikap.
l. Kebudayaan
Kebudayaan adalah semua hasil cipta,
rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti luas, kebudayaan
merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini yang keberadaannya
diciptakan oleh manusia.
Kebudayaan dapat berwujud :
a. Artefak.
b. Sistem
aktifitas.
c. Sistem
Ide atau gagasan.
Unsur kebudayaan ada lima, yaitu :
a. Cutural
Universal.
b. Cultural
Activities.
c. Cultural
Complexes.
d. Traits.
e. Items.
Unsur kebudayaan semesta atau cultural
universal ada tujuh, yaitu :
a. Sistem
kesenian.
b. Sistem
peralatan dan perlengkapan hidup.
c. Sistem
organisasi sosial.
d. Sistem
religi
e. Sistem
pengetahuan.
f. Sistem
mata pencaharian.
g. Sistem
bahasa
3. HUBUNGAN
ANTARA BERBAGAI KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA
a. Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua
sisi mata uang yang tidak dapat
dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tidak akan lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan
adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh
masyarakat. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akanmenghasilkan budaya yang
selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh
sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang
senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.
b. Masyarakat dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa
membutuhkan pertolongan manusia yang lain (zoon politicon). Oleh sebab
itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, baik antar individu, antara
individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Jadi masyarakat dan interaksi
sosial tidak dapat dipisahkan.
c. Status dan Peran
Status sosial (kedudukan) merupakan
posisi seseorang di tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu
berkaitan. Peranan merupakan perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki
status tertentu, misalnya status seorang sultan mengharuskan is berperan sebagai
tokoh panutan masyarakat.
d. Nilai, Norma dan Lembaga Sosial
Untuk menciptakan keteraturan dalam
masyarakat dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan
pranata sosial. Dalam pranata sosial ini norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi
sebuah pedoman berperilaku dalam masyarakat. Pranata sosial ini dibuat, oleh
lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Lembaga sosial dapat mengontrol
apakah suatu norma berjalan dengan baik atau sebaliknya. Contoh, lembaga
peradilan dapat memberikan sanksi pada orang yang melanggar norma hukum.
e. Perilaku Menyimpang dan Pengendalian
Sosial
Adanya perilaku menyimpang akan
mengancam keseimbangan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan
pengendalian sosial. Dengan pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku
menyimpang akan mengalami penurunan. Selanjutnya, dengan menurunnya perilaku
menyimpang, maka pengendalian sosial menjadi berkurang intensitasnya. Demikian
terjadi terus-menerus membentuk suatu korelasi sebab akibat antara perilaku
menyimpang dan pengendalian sosial dalam suatu masyarakat.
D. DATA
SOSIOLOGI TENTANG FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT SETEMPAT
Fenomena sosial adalah gejala-gejala yang terjadi dalam
masyarakat yang sifatnya luar biasa. Fenomena-fenomena sosial merupakan
bentuk-bentuk kenisbian dari tata pergaulan masyarakat yang majemuk seperti di
Indonesia. Fenomena ini dapat berupa perubahan gaya hidup, tata cara pergaulan,
perubahan sistem kemasyarakatan, maupun hal-hal yang dapat memicu terjadinya
masalah-masalah sosial.
Beberapa fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari
seluruh komponen bangsa antara lain :
1. Penurunan kualitas moral
(demoralisasi)
Demoralisasi berhubungan dengan rendahnya standar moral dan
penetapan nilai serta norma dalam masyarakat. Beberapa indikasi terjadinya
demoralisasi antara lain :
a. Kualitas dan kuantitas kriminalitas semakin meningkat.
b. Terjadinya kerusuhan yang bersifat anarkhis.
c. Konflik sosial semakin marak, baik konflik vertikal
maupun horisontal.
d. Tindakan korupsi merajalela.
e. Meningkatnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba ke
kalangan masyarakat.
f. Pergaulan bebas semakin merajalela.
Beberapa penyebab demoralisasi antara lain adalah :
a. Krisis ekonomi yang berkepanjangan
b. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi sehingga mengakibatkan
jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
c. Menurunnya kewibawaan pemerintah.
d. Meningkatnya angka kemiskinan.
e. Menurunnya kualitas aparat penegak hukum.
f. Adanya sikap-sikap negatif seperti malas, boros, tidak
disiplin.
g. Keengganan memahami dan mendalami ajaran-ajaran agama.
2. Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang membuat kerusakan-kerusakan
di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa takut serta mengancam
keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah satunya akibat adanya rasa
ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit.
Beberapa akibat yang timbul dari tindakan terorisme antara
lain :
a. Jatuhnya korban jiwa.
b. Menurunnya pendapatan sektor pariwisata.
c. Adanya rasa takut akan keselamatan jiwa (trauma)
3. Merebaknya kasus perdagangan anak
Menurut data yang diperoleh, Indonesia adalah merupakan
pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara.
Wanita yang dikirim sekitar 200 hingga 300 ribu pekerja seks komersial berusia
18 tahun. Kadang-kadang juga ada orang tua yang menjual anak mereka karena
terhimpit masalah ekonomi.
4. Meningkatnya angka kemiskinan
Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh pada
perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti
menaikkan harga BBM.
Beberapa akibat yang timbul dari meningkatnya angka
kemiskinan adalah :
a. Penurunan tingkat kesehatan masyarakat akibat kurangnya
gizi.
b. Munculnya demoralisasi yang ditandai dengan meningkatnya
angka kriminalitas.
Daftar Pustaka
Indianto,Muin.2006.Sosiologi SMA/MA untuk Kelas X.Jakarta:Erlangga.
Soerjono,Soekanto.2010.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT
RajaGrafindo Persada.
http://www.untukku.com/artikel-untukku/sejarah-dan-perkembangan-sosiologi-untukku.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi
http://detakzaman.blogspot.com/2011/08/bab-i-sosiologi-sebagai-ilmu-yang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar